Kamis, 30 Januari 2014
Munajat Ibnu Athailah As-Sakandari
Ilahi,
Akulah fakir dalam kecukupanku
Bagaimana aku tidak fakir dalam kefakiranku?
Ilahi,
Akulah si bodoh dalam pengetahuanku
Bagaimana aku tidak bodoh dalam kebodohanku?
Ilahi,
Ragam aturanmu di semesta ini
Dan kecepatan manifest ketentuan-ketentuanMu
Telah mencegah hamba-hambaMu yang mengenalMu
Dan tiada harapan dariMu dalam cobaan (kecuali padaMu)
Ilahi,
Dariku layaklah dengan cacian
DariMu layaklah dengan pujaan
Ilahi,
Engkau Sifati diriMu dengan kelemah-lembutan padaku
Sebelum adanya kelemahanku
Apakah Engkau tega menghalangi lemah lembutMu
Setelah adanya kelemahanku?
Ilahi,
Jika yang tampak kebajikan padaku itu
Sungguh, itulah anugerahMu padaku
Jika yang tampak itu keburukanku
Sungguh, itulah keadilanMu, dan
HakMulah berhujjah padaku
Ilahi
Bagaimana Engkau serahkan itu padaku
Sedangkan diriku telah memasrahkan diri padaMu
Bagaimana jua aku mengurangi hakku
Sedang DiriMu Yang Menolongku
Bagaimana aku tak beruntung
Sedang Engkaulah yang menyayangiku
Inilah aku, tawassul padaMu
Dengan kefakiranku di sisiMu
Kefakiran yang yang menujukkan padaMu
Dan menyambungkan hubungan di sisiMu
Bagaimana mungkin aku bertawassul padaMu
Dengan kemustahilan-kemustahilan untuk bersambung denganMu?
Bagaimana jua aku mengeluh padaMu tentang derita
Sedangkan tak samar sedikit pun dari pandanganMu
Bagaimana aku urai dengan kata-kataku padaMu
Sedang kata itu dariMu dan menuju kepadaMu?
Bagaimana aku gagal menempuh cita-citaku
Sedang aku telah menebusnya bagiMu
Bagaimana ahwal ruhaniku tak elok
Padahal bersamaMu tegak berdiri Menuju kepadaMu?
Sabtu, 25 Januari 2014
Mutiara Ibn Jauzy
Bismilah.
Bagiku cukuplah Allah, sebaik-baik Pemberi nikmat danPemberi perlindungan.
Maha Suci Allah atas perguliran siang dan Malam
Puji bagi-Nya atas perhitungan bulan dan tahun.
Tak ada ilah kecuali Allah Yang Tak Tergambarkan Keagungan-Nya
Allah Maha Besar, Pemilik Ketinggian, Keagungan danKemuliaan
Maha Tinggi di atas segalanya
Semua yang disembah kecuali Dia adalah bathil
Sesungguhnya Allah-lah satu-satunya yang layak disembah tak ada selainnya
Dialah Tuhan Yang Awal, Yang Akhir, Yang Dzahir, dan Yang Bathin
Bagaimana mungkin ada sembahan selain Allah?
Sementara semua yang ada di bawah Arasy-Nya terus menerus berharap, berdo'a dan takut kepada-Nya?
Bukankah matahari, bulan dan bintang itu telah terhampar?
Bukankah langit dan bumi dan segala isinya itu berwujud dan berjalan dengan sangat teratur?
Bukankah bulan terus berputar pada orbitnya?
Bukankah akal pikiran telah tercipta?
Subhanallah!
Maha Suci Allah
Betapa besar keagungan-Nya
Subhanallah!
Maha Suci Allah
Betapa abadi Kuasa-Nya
Barangsiapa yang mengkhususkan dirinya untuk Allah,
maka Allah akan mengkhususkannya dari selainnya
Barangsiapa yang berlindung kepada Allah,
maka Allah akan menjadi Pelindungnya
Barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah,
maka Allah akan mencukupi urusannya
Barangsiapa yang menjual dirinya kepada Allah,
maka Allah akan membelinya dengan surga dan keridhaan-Nya
Barangsiapa yang menepati janjinya kepada Allah
maka Allah akan memenuhi janji-Nya kepadanya
Seseorang masih akan selalu dirundung takut dan khawatir sampai Allah memasukannya dalam kumpulan orang-orang yang mendapat perlindungan-Nya
Barangsiapa yang ingin mengetahui apakah ia wali Allah,
maka ia harus melihat kepada siapa ia tunduk dan patuh
dan kepada siapa ia memusuhi dan membenci
Barangsiapa yang menempuh jalan Islam,
maka ia akan selamat
Barangsiapa yang tidak menerima nasihat,
maka ia akan menyesal
Tidak ada perlindungan bagi orang-orang yang tidak mau mengikuti syariat Islam
Tidak ada musibah yang lebih besar melebihi musibah orang yang mati dalam kondisi melawan perintah Allah Tuhan Alam Semesta
Seperti inilah pernyataan yang benar dan janji yang telah ditetapkan
Sesungguhnya kehidupan hakiki hanya ada dengan dzikir yang terus-menerus
Keselamatan hanya ada pada kesesuaian sikap dengan perintah Allah
Terhindar dari celakan hanya dengan menaiki perahu Al-Quran dan Sunnah
Yang disebut kemenangan adalah ketika seseorang dijauhkan dari gelegak api neraka dan dimasukan kedalam surga
Yang disebut orang mati adalah orang yang tidak mengerti hak Tuhannya atas dirinya
Yang disebut karamah adalah karamah yang diberikan kepada orang yang bertakwa
Yang disebut kemuliaan adalah kemuliaan yang berasal dari ketaatan
Yang diinginkan dari keintiman dan kedekatan adalah keintiman dan kedekatan seseorang dengan kebaikan
Yang diartikan ketakutan adalah ketakutan akan prilaku dosa
Dan semua musibah yang datang bukan karena penolakanmu kepada Allah adalah sebuah kenikmatan
Tak ada yang lebih melukai kecuali kelalaian dari Allah
Andai bukan karena sikap jahil kita terhadap keagunganAllah, niscaya kita tak akan tergelincir dari melaksanakan perintah-Nya
Andai bukan karena kesombongan kita kepada hukum Allah,niscaya kita tak akan terus-menerus melakukan kemaksiatan
Andai bukan karena keburukan kita dengan Allah, niscaya kita tak akan kesepian dengan Al-Quran
Jadilah kalian sebagaimana Allah memerintahkan kalian,niscaya Allah memberikan janji-Nya kepada kalian
Berikan kepada Allah apa yang Dia inginkan dari ketaatankalian, niscaya Allah dengan kasih-sayang-Nya akan memberikan apa yang kalian pinta
Wahai manusia....
Siapakah dari kalian yang lebih mulia disisi Allah jika kalian memuliakan diri kalian dengan takwa?
Siapakah dari kalian yang lebih utama disisi Allah jika kalian memutuskan perkara antara kalian dengan Allah dengan loyalistas kepada-Nya?
Dan siapakah dari kalian yang lebih dekat kepada Allah jika kalian lebih mengutamakan kedekatan perlindungan Allah?
Andai manusia tahu nilai dirinya
Niscaya ia tak akan menodai dirinya dengan kemaksiatan kepada Allah
Niscaya ia tak akan mengotori kehormatannya dengan keburukan
Niscaya ia akan berupaya memelihara dirinya dihadapan Tuhannya
Tak ada teman dalam keterasingan di liang lahat kecuali amal shalih
Tak ada yang mampu memadamkan jilatan neraka kecuali cahaya keimanan
Tak ada pijakan kaki yang kokoh di atas sirath kecuali keistiqamahan dalam berperilaku
Rabb adalah Pencipta
Hamba adalah yang dicipta
Tak dapat dihubungkan antara Pencipta dan yang dicipta kecuali dengan perantaraan ikatan berupa mengamalkan Al-Quran yang diturunkan Pencipta kepada yang dicipta
Amalkan AlQuran
Ikuti Sunnah
Maka kalian akan terlepas dari siksa dan menggapai surga
Tak ada daya,
Tak ada kekuatan
Kecuali dari Allah
(IbnJauzy)
Bagiku cukuplah Allah, sebaik-baik Pemberi nikmat danPemberi perlindungan.
Maha Suci Allah atas perguliran siang dan Malam
Puji bagi-Nya atas perhitungan bulan dan tahun.
Tak ada ilah kecuali Allah Yang Tak Tergambarkan Keagungan-Nya
Allah Maha Besar, Pemilik Ketinggian, Keagungan danKemuliaan
Maha Tinggi di atas segalanya
Semua yang disembah kecuali Dia adalah bathil
Sesungguhnya Allah-lah satu-satunya yang layak disembah tak ada selainnya
Dialah Tuhan Yang Awal, Yang Akhir, Yang Dzahir, dan Yang Bathin
Bagaimana mungkin ada sembahan selain Allah?
Sementara semua yang ada di bawah Arasy-Nya terus menerus berharap, berdo'a dan takut kepada-Nya?
Bukankah matahari, bulan dan bintang itu telah terhampar?
Bukankah langit dan bumi dan segala isinya itu berwujud dan berjalan dengan sangat teratur?
Bukankah bulan terus berputar pada orbitnya?
Bukankah akal pikiran telah tercipta?
Subhanallah!
Maha Suci Allah
Betapa besar keagungan-Nya
Subhanallah!
Maha Suci Allah
Betapa abadi Kuasa-Nya
Barangsiapa yang mengkhususkan dirinya untuk Allah,
maka Allah akan mengkhususkannya dari selainnya
Barangsiapa yang berlindung kepada Allah,
maka Allah akan menjadi Pelindungnya
Barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah,
maka Allah akan mencukupi urusannya
Barangsiapa yang menjual dirinya kepada Allah,
maka Allah akan membelinya dengan surga dan keridhaan-Nya
Barangsiapa yang menepati janjinya kepada Allah
maka Allah akan memenuhi janji-Nya kepadanya
Seseorang masih akan selalu dirundung takut dan khawatir sampai Allah memasukannya dalam kumpulan orang-orang yang mendapat perlindungan-Nya
Barangsiapa yang ingin mengetahui apakah ia wali Allah,
maka ia harus melihat kepada siapa ia tunduk dan patuh
dan kepada siapa ia memusuhi dan membenci
Barangsiapa yang menempuh jalan Islam,
maka ia akan selamat
Barangsiapa yang tidak menerima nasihat,
maka ia akan menyesal
Tidak ada perlindungan bagi orang-orang yang tidak mau mengikuti syariat Islam
Tidak ada musibah yang lebih besar melebihi musibah orang yang mati dalam kondisi melawan perintah Allah Tuhan Alam Semesta
Seperti inilah pernyataan yang benar dan janji yang telah ditetapkan
Sesungguhnya kehidupan hakiki hanya ada dengan dzikir yang terus-menerus
Keselamatan hanya ada pada kesesuaian sikap dengan perintah Allah
Terhindar dari celakan hanya dengan menaiki perahu Al-Quran dan Sunnah
Yang disebut kemenangan adalah ketika seseorang dijauhkan dari gelegak api neraka dan dimasukan kedalam surga
Yang disebut orang mati adalah orang yang tidak mengerti hak Tuhannya atas dirinya
Yang disebut karamah adalah karamah yang diberikan kepada orang yang bertakwa
Yang disebut kemuliaan adalah kemuliaan yang berasal dari ketaatan
Yang diinginkan dari keintiman dan kedekatan adalah keintiman dan kedekatan seseorang dengan kebaikan
Yang diartikan ketakutan adalah ketakutan akan prilaku dosa
Dan semua musibah yang datang bukan karena penolakanmu kepada Allah adalah sebuah kenikmatan
Tak ada yang lebih melukai kecuali kelalaian dari Allah
Andai bukan karena sikap jahil kita terhadap keagunganAllah, niscaya kita tak akan tergelincir dari melaksanakan perintah-Nya
Andai bukan karena kesombongan kita kepada hukum Allah,niscaya kita tak akan terus-menerus melakukan kemaksiatan
Andai bukan karena keburukan kita dengan Allah, niscaya kita tak akan kesepian dengan Al-Quran
Jadilah kalian sebagaimana Allah memerintahkan kalian,niscaya Allah memberikan janji-Nya kepada kalian
Berikan kepada Allah apa yang Dia inginkan dari ketaatankalian, niscaya Allah dengan kasih-sayang-Nya akan memberikan apa yang kalian pinta
Wahai manusia....
Siapakah dari kalian yang lebih mulia disisi Allah jika kalian memuliakan diri kalian dengan takwa?
Siapakah dari kalian yang lebih utama disisi Allah jika kalian memutuskan perkara antara kalian dengan Allah dengan loyalistas kepada-Nya?
Dan siapakah dari kalian yang lebih dekat kepada Allah jika kalian lebih mengutamakan kedekatan perlindungan Allah?
Andai manusia tahu nilai dirinya
Niscaya ia tak akan menodai dirinya dengan kemaksiatan kepada Allah
Niscaya ia tak akan mengotori kehormatannya dengan keburukan
Niscaya ia akan berupaya memelihara dirinya dihadapan Tuhannya
Tak ada teman dalam keterasingan di liang lahat kecuali amal shalih
Tak ada yang mampu memadamkan jilatan neraka kecuali cahaya keimanan
Tak ada pijakan kaki yang kokoh di atas sirath kecuali keistiqamahan dalam berperilaku
Rabb adalah Pencipta
Hamba adalah yang dicipta
Tak dapat dihubungkan antara Pencipta dan yang dicipta kecuali dengan perantaraan ikatan berupa mengamalkan Al-Quran yang diturunkan Pencipta kepada yang dicipta
Amalkan AlQuran
Ikuti Sunnah
Maka kalian akan terlepas dari siksa dan menggapai surga
Tak ada daya,
Tak ada kekuatan
Kecuali dari Allah
(IbnJauzy)
Selasa, 21 Januari 2014
Sebuah Jariah
Siapapun telah tahu bahwa
kehidupan di dunia adalah sementara. Tetapi kehidupan yang sementara itu justru
menjadi penentu kehidupan lain yang lebih kekal. Kehidupan dunia yang untuk
selanjutnya disebut kehidupan saja, hakikatnya adalah tempat singgah. Hanya
sekadar tempat mampir untuk meneguk sedikit minuman. Maka apakah yang dapat engkau
perbuat dalam kehidupan ini?
Sementara Iblis dan kaki
tangannya senantiasa merayumu untuk mengecap anggur dosa. Sedangkan ibadahmu
tidaklah seberapa jika dibandingkan ummat yang terdahulu.
Lalu di manakah nilaimu
sesungguhnya?
Ingatlah Ali kw yang pernah
mengatakan bahwa nilai manusia tergantung dari apa yang dihasilkannya, maka
barang siapa yang berjuang hanya untuk mengisi perutnya tentu nilainya tak
lebih dari apa yang dihasilkan dari perutnya.
Lalu di manakah nilaimu
sesungguhnya?
Coba lihat ke dalam dirimu. Dan
bayangkan ketika engkau hidup. Apakah sama adamu dengan ketiadaanmu? Atau
justru dirimu adalah pribadi yang tidak tergantikan? Dan engkau sangat
mengambil peran dalam perjalanan peradaban manusia?
Lalu di manakah nilamu
sesungguhnya?
Sekarang bayangkan ketika engkau
telah mati. Adakah yang berubah dari dunia ini dengan kematianmu? Atau justru
riwayatmu hanya berakhir sampai di situ. Engkau mati tidak meninggalkan
apa-apa.
Lalu di manakah nilaimu
sesungguhnya?
Apakah engkau mengira shalat dan
zakatmu telah cukup kau tunaikan untuk menghapus dosamu? Sementara shiyam dan
tilawahmu telah menjadikan Dia yang menciptakanmu ridha terhadapmu?
Kalau tidak, berjariyahlah.
Buatlah sebuah amal yang
pahalanya senantiasa mengalir kepadamu. Yang semakin lama, semakin mendekatkan
dirimu kepada-Nya, tanpa kau harus berbuat apa-apa lagi. Itulah jariyah. Sebuah amal bola salju yang selalu membesar setiap waktu. Bahkan ketika nyawa
telah terpisah dengan badanmu.
Maka menulislah. Kaislah ridha
Tuhanmu dengan menulis. Karena sesungguhnya Allah telah bersumpah demi pena dan
apa yang dituliskan. (QS 68;1)
Maka menulislah. Jadikan dirimu
bermanfaat dengan menulis. Berbagi hikmah dengan menulis. Mengukir peradaban
dengan menulis. Menyampaikan kebenaran dengan menulis.
Maka menulislah. Karena melalui
tulisan engkau belajar. Dan melalui tulisan pula telah engkau reguk telaga
hikmah para pendahulumu. Juga melalui tulisan telah engkau peroleh kebenaran
dan jalan Tuhanmu.
Maka menulislah.
Sekarang juga.
Senin, 20 Januari 2014
Ruhani Seorang Da'i
Ketika
kita sudah berkomitmen untuk berjuang menegakan kalimat Allah, menyeru manusia
untuk hanya tunduk kepada-Nya, maka kita harus sadar bahwa jalan yang kita
pilih adalah jalan yang terjal, penuh onak berduri. Jalan da’wah adalah jalan
yang penuh gelombang, badai dan berbatu. Sebuah perjuangan yang menguras emosi,
tenaga, pikiran, airmata bahkan mungkin darah. Sering kita dibuat tersenyum dan
tertawa, tetapi tidak jarang kita dibuat menangis, marah, kecewa, dan sedih.
Karena itu, dalam meniti titian ini
diperlukan iman, ikhlas, sabar dan optimis. Iman kepada Allah dan hari akhir
karena kesudahan hanyalah milik-Nya. Ikhlas dalam bergerak karena balasan
hanyalah dari-Nya. Sabar dalam setiap menghadapi tantangan yang menguras asa.
Dan optimis karena kemenangan adalah kepastian.
Intinya adalah kekuatan ruhani seorang
da’i merupakan kunci dalam menentukan berhasil/gagalnya sebuah da’wah. Kekuatan
ruhani merupakan faktor terpenting yang wajib dimiliki seorang da’i. Sebuah
kekuatan yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang bertakwa.
Lalu bagaimana cara mendapatkan kekuatan
ruhani itu?
DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya
yang berjudul Tarbiyah Ruhiyah menyebutkan bahwa ada lima faktor penting dalam
mencapai takwa.
1.
Mu’ahadah
Mu’ahadah adalah mengingat perjanjian-perjanjian
yang telah kita buat kepada Allah. Hendaknya setiap kita menyendiri dan
mengingat perjanjian-perjanjian yang telah kita buat kepada Allah. Dengan
mu’ahadah kita akan tetap istiqamah dalam melaksanakan syariat Allah
2.
Muraqabah
Muraqabah adalah merasakan keagungan Allah
di setiap waktu dan keadaan, serta merasakan kebersamaannya dalam sepi maupun
ramai. Dengan muraqabah kita akan ikhlas, karena setiap fi’il adalah untuk-Nya.
Dengan muraqabah kita akan istiqamah. Tak terpengaruh oleh situasi dan kondisi.
3.
Muhasabah
Makna muhasabah adalah hendaknya seorang
muslim menghisab dirinya setelah melakukan sebuah amal. Apakan amal itu
benar-benar semata untuk meraih ridha Allah ataukah tercampur dengan
kepentingan pribadi, riya, ujub atau malah telah mengurangi hak-hak orang lain?
Apakah amal yang kita lakukan sudah maksimal? Atau dilaksanakan sekedarnya?
Di samping itu muhasabah juga melakukan
perhitungan diri antara amaliyah dan dosa. Apakan amaliyah yang kita lakukan
sudah cukup menutup dosa? Lalu bagaimana dengan pertobatan?
Dengan muhasabah kita akan terbebas dari
penyakit hati.
4.
Muaqabah
Muaqabah adalah pemberian sanksi. Sudah
sepatutnya bagi kita jika kita telah melalaikan Allah, kita beri sanksi diri
kita sebagai mana orangtua memberi sanksi kepada anaknya yang bersalah. Semoga
dengan melakukan muaqabah kita menjadi jera berbuat dosa.
5.
Mujahadah
Mujahadah
adalah bersungguh-sungguh dalam melaksanaan ibadah. Di sana ada makna
memaksakan diri untuk berbuat yang terbaik, menyerahkan yang terbaik dan
mengoptimalkan diri dalam beramaliyah. Ibadah adalah tarbiyah. Dengan
mengerahkan kapasitas maksimal, itu artinya kita membangkitkan potensi yang
terpendam dalam diri kita. Maka integritas kita akan semakin meningkat.
.
Faktor-faktor yang menumbuh suburkan ruhiyah
Selain faktor-faktor untuk mencapai
ketinggian ruhiyah tersebut di atas, buku tersebut juga memaparkan
faktor-faktor yang menumbuh suburkannya. Faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu kelompok yang berkaitan dengan kepekaan jiwa dan
kelompok amaliyah lahiriyah.
1.
Yang termasuk
kelompok yang berkaitan dengan kepekaan jiwa adalah:
a.
Selalu
merasakan muraqabah kepada Allah
Hendaknya kita selalu meyakini bahwa Allah
selalu bersama kita dimanapun kita berada. Ia Maha Melihat, Maha Mendengar,
juga Maha Mengetahui. Dan dalam muraqabah secara konsisten ini cukuplah kita
mencontoh Umar ibn Khattab r.a. Disana ada seorang gembala yang muraqabah,
seorang gadis yang muraqabah, juga seorang istri mujahid yang muraqabah.
b.
Mengingat
kematian dan kehidupan sesudahnya
Apabila seorang mukmin senantiasa
mengingat bahwa kematian pasti menjemputnya, lalu ia akan ditanya dalam
kesendiriannya dalam kubur, tentu hatinya akan peka kepada perasaan takut
kepada Allah, jiwa/raganya akan tergerak untuk beramal shalih demi membawa
bekal kepada hari yang dijanjikan. Karenanya maka dzikrul maut adalah sesuatu
yang urgent untuk dilakukan.
Bahkan Rasulullah pun menegaskan bahwa
mukmin yang paling jenius adalah mukmin yang paling banyak mengingat mati dan
paling banyak persiapannya untuk menghadapinya.
Itulah makannya para ulama generasi salaf,
sering berkumpul pada malam hari hanya untuk membicarakan kematian kemudian
mereka menangis seakan-akan dihadapan
mereka ada jenazah.
Saya rasa cukuplah dengan perkataan Hamid
al-Qushairy bahwa: ”Kita semua yakin dengan akan datangnya maut, namun kita
tidak mempersiapkan diri. Kita semua yakin akan surga, namun kita tidak beramal
untuknya. Dan kita semua yakin akan adanya neraka namun kita tidak merasa takut
kepadanya. Lalu atas dasar apa kita bersuka ria?”
c.
Membayangkan
hari Akhirat dan hal-hal yang berkaitan dengannya
Ketika kita membayangkan
peristiwa-peristiwa yang dialami oleh ahli surga dan ahli neraka, kejadian di
padang mahsyar, dibaginya catatatan amal perbuatan, perjalanan pada titian
sepertujuh rambut, maka kita akan terlecut untuk beribadah dan
bersungguh-sungguh mendekatkan dirinya pada Allah. Bahkan seluruh jiwa/raga
akan bangkit untuk melaksanakan amal shalih untuk hari akhir nanti agar kita
termasuk orang-orang yang saling ridha kepada Allah.
Karena itu marilah kita bayangkan
peristiwa-peristiwa itu.
Di mana kita dibangkitkan dari kubur dalam
telanjang bulat dengan cemas yang mengabut cuaca
Di mana mentari mengusap kepala dan peluh
mengolam laut
Di mana bumi menjadi saksi bicara dan kita
tak mampu berharap
Di mana kita melupa siapa di atas mizan,
di depan kitab perbuatan dan pada titian jahanam
Di mana jasad menghianati nafsu dan lisan
Marilah kita ingat pula tentang gelapnya
jahanam, tentang dalamnya neraka, tentang bahan bakarnya yang adalah batu dan
kita, tentang gada-gadanya yang tak mampu jin dan manusia mengangkatnya
bersama, tentang busuk baunya, tentang zaquum, juga tentang airmata darah ahli
neraka yang memarit.
Tetapi jangan
pula dilupakan bahwa Allah juga telah menyiapakan untuk hamba-hamba-Nya yang
shalih apa yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh
telinga dan tak pernah terbetik di dalam hati manusia. Yakni diperkenankan
untuk melihat Allah secara langsung sebagai nikmat yang terbesar.
2.
Faktor-faktor
Amaliyah Lahiriyah
Amaliyah yang menumbuh suburkan ruhiyah
sebenarnya banyak sekali, tetapi ada beberapa yang terpenting. Diantaranya
a.
Tilawah
Al-Qur’an dengan mentadabburinya
Bacaan yang disertai tadabbur yang khusyu’
mampu mempertajam pandangan yang sudah tumpul, pemusnah pandangan yang sempit
dan obat bagi hati yang sakit. Hendaknya kita menjadikan al-Qur’an sebagi
sahabat yang tak pernah kita tinggalkan barang sehari. Karena dengan Al-Qur’an
kita menjadi dekat dengan Allah. Ialah furqan yang membedakan haq dan batil.
Biarkan Qur’an menyapa hati, ruh dan fikiran kita. Dengan menjadikan Qur’an
sebagai rujukan kita tak akan tersesat dalam berjalan.
b.
Hidup
bersama dengan Rasulullah dan mencontoh sirahnya yang Agung
Beruntunglah kita sebagai umat Muhammad
saw. Karena beliau adalah uswah hasanah, qudwah shalihah dan panutan terbaik di
dunia ini. Allah terlah memilihkan bagi kita sosok tanpa cela untuk diikuti.
Seorang raja yang juga rahib. Seorang bijaksana yang juga pemberani.
Sudah sepatutnya seorang da’i mencontoh
Rasulullah dalam beragama dan keduniawian. Dalam ibadah, dalam kezuhudan,
ketakwaan, kesabaran dan kelembutan, keteguhan prinsip, keberanian, kekuatan
fisik, serta kehangatan cintanya.
c.
Selalu
menyertai orang-orang pilihan yang mereka yang berhati bersih dan mengenal
Allah.
Seseorang itu bersama dengan orang yang
dicintainya. Karena itulah kita patut untuk bergaul dan bersama dengan
orang-orang yang shalih dan ikhlas. Kita memerlukan mereka karena mereka akan
menjaga ketakwaan kita. Meliputi lingkungan kita dengan dzikir dan ketaatan.
Saling menasehati dalam kebenaran, dalam kesabaran dan dalam kasih sayang.
Hidup seorang mukmin dengan orang yang salih seperti hidup seekor ikan di dalam
kolam.
Sungguh indah ukhuwah dalam iman dan
ketakwaan, percintaan dalam pengabdian, persaudaraan dalam jihad dan kebenaran,
dan kasih-sayang dalam penghambaan.
d.
Dzikir
kepada Allah dalam setiap waktu dan kesempatan
Dzikir adalah
mengingat Allah dalam semua kondisi. Dzikir terdiri atas dzikir hati, pikirian,
lisan dan perbuatan. Dzikir perbuatan mencakup tilawah, ibadah dan menuntut
ilmu.
Berdzikirlah dengan sungguh-sungguh secara
kontinu. Semoga kita naik ke ketinggian rohani, mendapat kehormatan dalam
munajat, menjadi seorang yang khusyu’, dan tak pernah terbetik dalam maksiat
kepadanya.
e.
Menangis
kepada Allah dalam waktu khalwat
Kala kita berkhalwat, membayangkan
keberpalingan kita dan kemaksiatan yang kita perbuat, membayangkan akhirat dan
bekal yang telah kita persiapkan untuknya, membandingkan kualitas ibadah kita
dengan para salafus-shalih, maka semoga hati menjadi trenyuh, jiwa menjadi
bergetar, dan tanpa terasa airmata jatuh di pipi. Tak hanya itu, hendaknya kita
mampu menangis karena: takut riya dalam ibadah, takut ujub dalam kecukupan,
takut nifaq dalam bergaul, dan takut sombong dalam berhias. Sungguh dosa-dosa
itu tak pernah kita sadari menyelusup dengan halus ke dalam hati yang merasa
aman dalam pengabdian kepada Allah.
Orang yang paling takut adalah orang yang
paling mengenal dirinya dan Rabb-nya. Karena itulah Allah telah memberikan keistimewaan pada tangisan kita
hari ini dengan tawa diakhirat kelak.
Orang yang menangis berada dalam naungan
pada hari tak ada naungan kecuali naungan Allah. Orang yang menangis, akan
terbebas dari azab Allah. Orang yang menangis berada dalam ampunan dan
maghfirah-Nya. Dan orang yang menangis berada dalam limpahan cinta dan
kasih-Nya.
f.
Bersungguh-sungguh
membekali diri dengan Ibadah nafilah.
Ibadah nafilah merupakan sarana pembekalan
diri seorang hamba apabila si hamba merasa kurang dengan kewajiban-kewajiban
yang telah ia laksanakan. Semoga dengan ibadah nafilah kita diangkat ke tempat
yang terpuji.
Sebenarnya banyak sekali ibadah nafilah
yang dapat dilaksanakan, beberapa yang terpenting di antaranya : Shalat Lail,
Shalat Dhuha, Shalat Awwabin, Shaum
Senin-Kamis, Shaumu-Daud, Shaum Yaumul-‘Arafah, Shadaqah Nafilah dll.
Pengaruh
Tarbiyah Ruhiyah dalam Pembinaan, Perbaikan dan Pembaharuan Ummat
Apabila kita telah memancarkan rohani, berhubungan erat dengan Allah
dan ketakwaan, maka tersingkaplah makna dan hakikat. Terbukalah rahasia-rahasia
yang hanya dapat di tangkap oleh orang yang jenius dan takwa.
Apabila jalan rohani telah kita daki. Dan
derajat takwa telah kita raih. Cinta kasih-Nya telah meliput diri. Maka Cahaya
Iman akan memancar dalam setiap desah nafas. Cahaya itu akan menyapa sekeliling
bagai mentari. Jika cahaya itu menyirami hati yang kerontang, maka suburlah
hati itu. Jika cahaya itu menyinari kegelapan batin, tentu teranglah ia.
Maka jalan da’wah akan terasa mudah,
perjuangan akan terasa ringan, dan pengorbanan menjadi suatu kejamakan.
Kekuatan ruhani inilah yang nantinya
menjadi senjata yang mematahkan tiang pancang kebatilan, menghancurleburkan
kemaharajalelaan, dan proklamator kemenangan da’wah dan peradaban islam.
Semoga kita mewujudkannya. Amin.
Rabu, 15 Januari 2014
Kematian Hati (KH Rahmat Abdullah)
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari
sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya
orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa
hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan
Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin,
kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.
Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak
ada izin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu
yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.
Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah
rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam
atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan
licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah
mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa
engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu
tanpa rasa ngeri.
Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar
saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan
mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku
lantaran ketidak tahuan mereka", ucapnya lirih.
Ada orang bekerja keras dengan
mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak
pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu
mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal
sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak
pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal,
karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya,
atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah
menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap,
suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah
pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang
kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam
lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat
menggodamu dan engkau meni'matinya ? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu
rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani
meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?
Di luar sana rasa malu tak punya harga.
Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan
melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap
putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan
hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan
dengan perkosaan.
Mungkin engkau mulai berfikir
"Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau
laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak
sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar
melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil'
itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat
"TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan
maksiat"? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian
perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan "Jika
ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian
laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul
bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami"
berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan
dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak
lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu
untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan
segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar
dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang,
walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.
Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran
tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1
milimeter lagi? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena
para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.
Siapa yang mau menghormati ummat yang
"kyai"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang
beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu
dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu
saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?
Siapa yang akan memandang ummat yang
da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu
mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah,
bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua"
Akankah engkau juga menambah barisan
kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa
kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh
ke lembah yang sama?
Apa beda seorang remaja yang menzinai
teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam
aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena
statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu
yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini?
Pernah kau lihat sepasang mami dan papi
dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar
sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk
junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya". Engkau akan
menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu,
dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya
bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan
memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun
setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila
ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.
Kini datang "pemimpin" ummat,
ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah,
"toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan,
telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia
yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan
uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi
lain yang kicaunya lebih memenuhi selera-ku"
Langganan:
Postingan (Atom)