Siapapun telah tahu bahwa
kehidupan di dunia adalah sementara. Tetapi kehidupan yang sementara itu justru
menjadi penentu kehidupan lain yang lebih kekal. Kehidupan dunia yang untuk
selanjutnya disebut kehidupan saja, hakikatnya adalah tempat singgah. Hanya
sekadar tempat mampir untuk meneguk sedikit minuman. Maka apakah yang dapat engkau
perbuat dalam kehidupan ini?
Sementara Iblis dan kaki
tangannya senantiasa merayumu untuk mengecap anggur dosa. Sedangkan ibadahmu
tidaklah seberapa jika dibandingkan ummat yang terdahulu.
Lalu di manakah nilaimu
sesungguhnya?
Ingatlah Ali kw yang pernah
mengatakan bahwa nilai manusia tergantung dari apa yang dihasilkannya, maka
barang siapa yang berjuang hanya untuk mengisi perutnya tentu nilainya tak
lebih dari apa yang dihasilkan dari perutnya.
Lalu di manakah nilaimu
sesungguhnya?
Coba lihat ke dalam dirimu. Dan
bayangkan ketika engkau hidup. Apakah sama adamu dengan ketiadaanmu? Atau
justru dirimu adalah pribadi yang tidak tergantikan? Dan engkau sangat
mengambil peran dalam perjalanan peradaban manusia?
Lalu di manakah nilamu
sesungguhnya?
Sekarang bayangkan ketika engkau
telah mati. Adakah yang berubah dari dunia ini dengan kematianmu? Atau justru
riwayatmu hanya berakhir sampai di situ. Engkau mati tidak meninggalkan
apa-apa.
Lalu di manakah nilaimu
sesungguhnya?
Apakah engkau mengira shalat dan
zakatmu telah cukup kau tunaikan untuk menghapus dosamu? Sementara shiyam dan
tilawahmu telah menjadikan Dia yang menciptakanmu ridha terhadapmu?
Kalau tidak, berjariyahlah.
Buatlah sebuah amal yang
pahalanya senantiasa mengalir kepadamu. Yang semakin lama, semakin mendekatkan
dirimu kepada-Nya, tanpa kau harus berbuat apa-apa lagi. Itulah jariyah. Sebuah amal bola salju yang selalu membesar setiap waktu. Bahkan ketika nyawa
telah terpisah dengan badanmu.
Maka menulislah. Kaislah ridha
Tuhanmu dengan menulis. Karena sesungguhnya Allah telah bersumpah demi pena dan
apa yang dituliskan. (QS 68;1)
Maka menulislah. Jadikan dirimu
bermanfaat dengan menulis. Berbagi hikmah dengan menulis. Mengukir peradaban
dengan menulis. Menyampaikan kebenaran dengan menulis.
Maka menulislah. Karena melalui
tulisan engkau belajar. Dan melalui tulisan pula telah engkau reguk telaga
hikmah para pendahulumu. Juga melalui tulisan telah engkau peroleh kebenaran
dan jalan Tuhanmu.
Maka menulislah.
Sekarang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar